By: AFA, 2009
Bagai menyibak tabir surya di pagi hari
Bersama alunan udara yang belum ternoda
Bagai memeluk lembut embun pagi yang suci
Ditemani deburan ombak yang tak dapat di dengar
Aku merintih bersama semua perih di hati
Namun mencoba tuk tetap tertawa
Aku menjerit karena luka yang begitu pedih
Yang tak terhapuskan oleh senyum yang lara
Menatap bintang dalam hujan yang deras
Menggenggam air dalam gurun yang gersang
Lalu ku belai angin bersama darah yang menetes
Memberi persahabatan dalam jiwa yang gamang
Perlahan ku mengerti apa itu ikhlas
Ku pahami bagaimana membunuh semua bimbang
Bersama alunan udara yang belum ternoda
Bagai memeluk lembut embun pagi yang suci
Ditemani deburan ombak yang tak dapat di dengar
Aku merintih bersama semua perih di hati
Namun mencoba tuk tetap tertawa
Aku menjerit karena luka yang begitu pedih
Yang tak terhapuskan oleh senyum yang lara
Menatap bintang dalam hujan yang deras
Menggenggam air dalam gurun yang gersang
Lalu ku belai angin bersama darah yang menetes
Memberi persahabatan dalam jiwa yang gamang
Perlahan ku mengerti apa itu ikhlas
Ku pahami bagaimana membunuh semua bimbang
Ku pelajari bagaimana tertawa untuk membalut tangis
Karena ku yakini dengan pasti ada sinar yang terang
Karena ku yakini dengan pasti ada sinar yang terang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar